Minggu, 25 Desember 2011

MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN


1. PEMBASAHAN
A.. Latar Belakang
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi.
Teknologi Informasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan SDM.
(SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran, baik yang bersifat positif maupun negative.Dengan demikian supaya kita lebih mengatahui dan memahami pengaruh teknologi dalam pendidikan.


B.RUMUSAN MASALAH
1. bagaimanalkah pengaruh teknologi dalam pendidikan ?
2. PEMBAHASAN

            Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.”[1]
            Sedangkan pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu.[2]jadi pengaruh teknologi adalah adanya pengaruh  yang timbul dari teknologi, baik itu bersifat positif maupun negative.
Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.teknologi misalnya banyak menghasilkan mesin dan alat –alat seperti jam, mesin jahit, mesin cetak,mobil, mesin tenun dan lain-lain agar manusia dapat hidup lebih mudah, aman, dan senang dalam lingkungannya. Namun demikian disamping alat- alat tersebut juga dapat menimbulkan macam-macam bahaya yang dapat merusak dan membahasayakan hidup manusia.
Adanya alat- alat itu dapat mengubah pikiran manusia , mengubah cara kerja dan cara hidupnya.dan juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi
            Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Penemuan kertas mesin, mesin cetak , radio, film, TV, computer dan lain-lain segera dimanfaatkan bagi pendidikan.pada hakikatnya alat-alat itu tidak dibuat khusus  untuk keperluan pendidikan.akan tetpi alat-alat itu ternyata dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.
            Dengan demikian banyak yang diharapkan dari alat-alat teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi berbagai masalah pendidikan, misalnya untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, misalnya untuk mengatasi kekurangan guru guna memenuhi aspirasi belajar penduduk yang cepat pertumbuhannya atau untuk membantu pelajar menguasai pengatahuan yang sangat pesat berkembang.
            Selain hal itu juga alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru timbuk sumber-sumber lainnya. Namun peranan guru tidak tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan .menggabungkan “teknologi “dengan pendidikan dapat mengajutkan profesi guru, sebab teknologi diasossiasikan dengan “mesin” yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi” pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical”, yang serba mesin, yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi social antara guru dan murid dan antara murid  dengan murid dalam pelajaran biasa. Pengalaman dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahwa dalam roses mengajar –belajar guru tetap memegang peranan yang penting. [3]
            Banyaknya alat instruksional di Negara-negara yang maju dapat juga membingungkan guru.sukar bagi guru untuk memilih media yang paling baik diantara begitu banyaknya alat yang tersedia.walaupun banyaknya penelitian  tentang efektivitas berbagai media, tidak ada penelitian yang menjelaskan apabila suatu media dapat atau tidak digunakan dalam situasi belajar tertentu. Juga belum ada dasar teoritis yang kuat yang menentukan media apa yang paling serasi untuk bahan pelajaran tertentu.[4]
            Mengenai paparan diatas kita ketahui bahwa teknologi itu sangat dperlukan dalam dunia pendidikan untuk mempermudah berlangsungnya suatu pengajaran, namun walaupun demikian teknologi yang terlalu banyak akan meyebabkan terjadinya kebingunan guru akan memilih media yang tepat. Jadi teknologi dalam pebdidikan sangat berpengaruh terhadap pendidikan baik yang bersifat positif maupun negative.
B.PENGARUH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul pengaruh negatif dalam proses pendidikan antara lain
1. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang ber pengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
3.siswa jadi malas –malasan, karena kemudahan yang diberikan oleh teknologi. bersikap serba instan karena teknologi menyuguhkan hal yang serba instan,otomatis berpengaruh denagn jiwa konsumeris kita dan menganggap teknologi adalah kebutuhan primer yang berpengaruh pada lifestily
4.  munculnya penyalahgunaan teknologi oleh siswa. contohnya : hp kamera buat home studio blue film, nyontek,dll, flash disk berkapasitas besar untuk nyimpen film porno, meningkatnya kebutuhan listrik sekolah.
Adapun  pengaruh yang paling signifikan dari perkembangan teknologi, terhadap dunia pendidikan sekolah  adalah terjadinya perubahan paradigma pendidikan dari paradigma pengajaran (teaching) menjadi paradigma pembelajaran (learning). Jika paradigma pengajaran mengandaikan guru sebagai pusat belajar dan siswa menjadi obyek belajar, maka pada paradigma pembelajaran, siswa lah yang menjadi subyek dan sekaligus pusat dari proses belajar mengajar di sekolah.[5]
Hal ini terjadi karena teknologi  yang begitu sangat pesat telah menyediakan lebih banyak beragam sumber belajar secara lebih mudah, murah dan cepat. Kini, sumber pengetahuan tidak lagi menjadi monopoli guru. Siswa dapat belajar dan menambah pengetahuannya tanpa perlu harus melalui guru, karena siswa dapat langsung mengakses beragam informasi yang tersedia di “perpustakaan maya”, baik melalui fasilitas komputer pribadi (PC), laptop atau telepon genggam. Sebuah jenis perpustakaan baru yang sangat luar biasa dalam hal beragam informasi atau pengetahuan yang tersedia dengan akses yang lebih mudah, cepat dan murah, yang dapat dilakukan kapanpun dan dari manapun.
Dalam buku “Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan”, Mantan Dirjen Dikdasmen Depdiknas (kini Kemendiknas), Indrajati Sidi, Ph.D (2002) menjelaskan bahwa perubahan visi belajar di sekolah sesuai dengan visi pendidikan UNESCO abad ke-21, yang lebih mendasarkan pada paradigma learning, tidak lagi pada teaching. Keempat visi pendidikan itu adalah (1) learning to think (belajar berfikir, berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional), (2) learning to do (belajar berbuat / hidup, berorientasi pada how to solve the problem, (3) learning to be, (belajar menjadi diri sendiri, berorientasi pada pembentukan karakter), dan (4) learning to live together (belajar hidup bersama, mengarahkan pada kerja sama dan sikap toleran).[6]
Perubahan paradigma ini, tentu saja, akan berpengaruh pada fungsi dan peran guru yang tidak lagi menjadi sentral atau segala-galanya bagi para muridnya. Kini, guru harus lebih berperan sebagai fasilitator belajar bagi siswanya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat kemampuan dan minatnya masing-masing. Guru harus lebih berfungsi sebagai motivator bagi para siswanya, terutama mengenai bagaimana agar siswa dapat sukses belajar dan siap dalam menghadapi dunia riil di masyarakat usai lulus sekolah nanti. Guru pun harus lebih mengarahkan siswanya agar belajar untuk membiasakan diri dalam memecahkan beragam masalah yang terjadi di masyarakat atau masalah yang akan dihadapi oleh mereka kelak.
Perubahan paradigma ini juga akan mengubah cara guru dalam mengajar di ruang kelas. Kini, guru harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat belajar secara aktif melalui pendekatan dialogis. Metode pengajaran ceramah yang cenderung bersifat monologis, perlu diganti dengan metode pengajaran dialogis yang dapat merangsang siswa agar lebih banyak bertanya atau berpendapat dalam suasana diskusi yang menyenangkan. Dengan metode dialogis, siswa diharapkan akan lebih berminat dalam membaca, baik membaca buku pelajaran, buku pengayaan atau membaca informasi yang ada di dunia internet.
Dalam jangka panjang, model pendekatan dialogis ini akan dapat membangun kemampuan logika berfikir siswa yang lebih sistematis dan cerdas. Siswa akan lebih mampu dalam mengemukakan pendapatnya sendiri dengan kata-kata atau kalimat yang disusun sendiri berdasarkan logika dan kerangka berfikir sendiri. Siswa akan terbiasa memahami berbagai pendapat yang berbeda dari teman-temannya, sekaligus membiasakan diri untuk mengembangkan sikap toleransi dan semangat bekerjasama dalam beragam perbedaan yang terjadi. Tentu saja, hal ini berarti sekaligus menjadi bagian dari proses pembelajaran yang akan jauh lebih efektif dalam pembentukan karakter dan kerpibadian siswa yang positif.
Perkembangan teknologi, memang sudah seharusnya dapat memberikan pengaruh yang positif bagi pendidikan sekolah. Bagi guru, hal ini merupakan tantangan tersendiri agar lebih mampu menyesuaikan diri dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya sebagai tenaga pendidik. Sementara itu, bagi siswa sendiri, hal tersebut merupakan peluang yang sangat terbuka lebar untuk memperoleh lebih banyak lagi beragam manfaat positif selama mengikuti proses pembelajaran.





















































Saran
Teknologi informasi merupakan salah satu media yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam penggunaanya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran karena sering terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi inf




[1] http://ariefzuhud.blog.upi.edu
[2] Desi anwar,kamus bahasa indonesia, jakarta : amelia, 2003 h: 318
[3] Prof. Dr. Nasution, M.A, teknologi pendidikan, jakarta :Pt. Bumi aksara, 2005 h : 100
[4] Prof. Dr. Nasution, M.A, teknologi pendidikan,h : 100
[5] http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/09/perkembangan-teknologi-apa-pengaruhnya-bagi-pendidikan-sekolah/

[6] Ibid

sejarah pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PERKEMBANGAN
A.Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Umayyah
1                    Perkembangan pendidikan daulah umyyah
Dengan berakhirnya masa khulafaur rasyidin maka mulailah kekuasaan bani umayyah. Selama pemerintahan muawiyyah, daerah kekuasaan islam meluas sampai lahore di pakistan. Perharian khalifah diarahkan ke byzantune di wilayah utara dan barat. Pasukan umayah mencapai 1700 kapal perang,membuat muawiyah dapat menundukkan banyak pulau diantaranya ialah rodes dan pulau yang lain di yunani.
Pada masa pemerintahan dinasti umayyyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan  .para penguasa memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia dengan menyediakan  sarana dan prasarana  pendidikan .hal ini dilakukan agar para ilmuwan ,para seniman ,dan para ulama ,untuk  melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasai serta mampu melakukan kaderisasi ilmu .
Adapun ilmu yang berkembang pada masa itu adalah
1.      Ilmu agama seprti al-qur an dan hadits
2.      Ilmu sejarah dan geografi
3.      Ilmu pengetahuan bidang bahasa
4.      Bidang filsafat
Khalifah al walid mendirikan sekolah keedokteran ,dan menyediakan khusus bagi para penderita kusta.pada masa ini sudah ada jaminan  sosilal anak terlantar
2        .Pola pendidikan dan pusat pendidikan
Periode dinasti umayyah merupakan masa inkubasi .pada masa ini peletakan dasar –dasar kemajuan pendidikan dimunculkan .intelektual muslim berkembang pada masa ini .
            “Pada masa ini dinasti umayyah pola pendidikan bersifat desentralisi ,tidak memiliki tingkaatan dan standar umum .kajian keilmuan yang ada pada periode ini berpusat di damaskus ,kuffah ,mekah ,madinah ,mesir ,cordova ,dan lain-lain“ .[1] diantara ilmu yang dikembangkan yaitu:kedokteran ,filsafat ,astronomi , ilmu pasti ,dan ilmu seni .
Pendidikan islam pada saaat ini sebenarnya pada formatnya sudah ada pada masa khulafaur raasyidin dan umayyah ,yaitu pada pola pengajaran dengan system kuttab ,yakni  tempat anak-anak belajar membaca dan  menulis al-qur an serta ilmu agama lainnya .sistem dengan pola ini bertempat dirumah guru ,istana , dan masjid .
            Dalam memberikan pengajaran dengan system kuttab  pada masa khulafaur rayidin  gurunya tidak dibayar ,akan tetapi pada masa dinasti umayyah lain lagi ceritanya.”Ada diantara penguasa yang membayar atau menggaji guru untuk mengajar putranya bahkan disediakan tempat mukim untuk guru di dalam istana “.[2]Namun masih ada juga yang melaksanakan pendidikan dengan cara lama  yaitu belajar dimasjid , terutama pada siswa yang latar belakang  ekonominya rendah ,karena belajar dimasjid gurunya tidak dibayar ,melainkan hanya mendapat penghargaan dari masyarakat semata  adapun materi yang diberikan  adalah baca tulis yang secara umum diambil dari syair atau sastra arab “.
            “adapun bentuk pendidikan pada masa umayyah diantaranya :
1.      Pendidikan istana ,pendidikan ini tidak hanya pengajaran tingkat rendah , tetapi lanjut pada pengajaran tingkat tinggi sebagaimana halaqah,masjid ,dan madrasah .guru istana dinamakan muaddib .tujuan pendidikan istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan bahkan muaddib harus mendidik  kecerdasan ,hati dan jasmani anak .adapun rencana pembelajaran pelajaran istana diantaranya : al-qur an (kitabuallah ) ,hadis-hadis yang termulia ,syair-syair yang terhormat,riwayat hukama ,menulis ,membaca dan lain –lain.
2.      Nasehat pembesar kepada muaddib .
3.      Badiah .dengan adanya arabisasi oleh khalifah abdul malik ibn marwan ,maka muncullah istilah badiah ,yaitu dusun badui dipadang sahara yang masih fasih bahasa arabnya dan murni sesuai dengan kaidah bahasa arab itu .dengan demikian muncullah ilmu qawaid dan cabang ilmu lainnya untuk untuk memplajari bahasa arab.
4.      Perpustakaan al hakam ibn nasir mendirikan perpustakaan yang besar dikurtubah .(cordova )
5.      Bamaristam yaiitu rumah sakit tempat berobat orang serta tempat studi kedokteran “[3]
Dengan uraian tadi dapat kita ketahui bahwa pola pendidikan pada periode dinasti umayyah ini telah berkembang jika dilihat dari aspek pengajarannya , meskipun sistemnya masih sama seperti pada masa nabi dan khulafaur rasyidin .
B.PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
            Berdirinya daulah abbasiyah diawali dengan dua strategi yaitu ,:pertama dengan sisitem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia ,dan yang kedua dilanjutkan dengan terang-terangan dan himbauan-himbauan diforum –forum resmi untuk mendirikan daulah abbasiyah dan berlanjut melawan daulah bani umayyah
Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban abbasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa khalifah al-mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan harun al-rasyid yang diteruskan oleh putranya al-makmur.
“Dalam bidang pendidikan ,lembaga pendidikan sudah mulai berkembang pada masa ini lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat .
1.                  Maktab / kuttab dan masjid ,yaitu lembaga pendidikan terendah ,dan tempat anak-anak mengenal dasar bacaan ,hitungan dan tulisan dan tempat para remaja belajar dasar- dasar ilmu agama ,seperti tafsir ,hadis ,fikih dan bahsa
2.                  Tingakat pendalaman .para pelajar ingin mendalami ilmunya pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seeseorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing .pda umumnya ,ilmu yang dituntut adalah ilmu agama . pengajarannya berlangsung di masjid –masjid atau dirumah –rumah ulama .bagi penguasa pendidikan bisa berlangsung di istana atau dirumah penguasa dengan memanggil ulama .[4]
 Kemudian Lembaga –lembaga ini  berkembang pada masa berdirinya pemerintahan bani abbasiyah , “lalu Adapun kemajuan pendidikan dan peradaban abbasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa khalifah al-mahdi dan puncak popularitasnya baru setelah pemerintahan harun al-rasyid yang diteruskan oleh putranya al-makmur.
“Pada masa  itu berkembang juga berdiri perpustakaan dan akedemi .perpustakaan pada masa itu lebh merupkan sebuah universitas ,karena disamping terdapat kitab-kitab ,disana orang juga dapat membaca ,menulis dan berdiskusi “[5]. “perpustakaan yang besar dan menjadi perpustakaan umum tersebut  diberi nama ”darul ilmi” yang berisi buku-buku yang tidak terdapat di perpustakaan lainnya.[6]
Pada masa al-ma’mun inilah bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, ke kota inilah para pencari ilmu datang berduyun-duyun, dan pada masa ini pula kota bagdad dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban islam keberbagai penjuru dunia. PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN BANI ABBASIYAH A.Pendahuluan Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam, pendidikan dan pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafaurasyidin dan masa bani Umayyah. Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat hebatnya di seluruh negara islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi kepusat-pusat pendidika, meninggalkan kampung halamannya karena cinta akan ilmu pengetahuan. Kerajaan islam di Timur yang berpusat di Bagdad dan Cordova telah menunjukan dalam segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau kita buka lembaran sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan berdirinya kerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan kerajaan Abbasiyah pada tahun 1258 Masehi.
B.Pendidikan Islam dan Segala Aspeknya
Kekuasaan dinasti bani abbas, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw, dinasti didirikan oleh Abdullah Alsaffah Ibnu Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al- Abbas.1
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang sempat membawa kejayaan umat islam pada masanya. Zaman keemasan islam dicapai pada masa dinasti-dinasti ini berkuasa. Pada masa ini pula umat islam banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan sehinnnngga membuat ilmu pengetahuan menjadi maju pesat.
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M). Kekayaan yang dimanfaatkan Harun Arrasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan, pada masanya sudah terdapat paling tidak sekittar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya.pada masa inilah Negara islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi. Al- Ma’mun pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakan, untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah dari golongan kristen dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait Al- Hikmah, pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan
1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 49
1
perpustakaan             diantara bangunan-bangunan atau sarana untuk penndidikan pada masa
Abbasiyah yaitu:
1.            madrasah yang terkenal ketika itu adalah madrasah annidzamiyah, yang
Didirikan oleh seorang perdana menteri bernama nidzamul muluk (456-486 m). Bangunan madrasah tersebut tersebar luas di kota bagdad, balkan, muro, tabaristan, naisabur dan lain-lain.
2.      Kuttab, yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.
3.      Majlis munadharah, tempat pertemuan para pujangga, ilmuan, para ulama,
Cendikiawan dan para filosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang
Mereka geluti.
4        Darul hikmah, gedung perpustakaan pusat.”[7]
C.PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPAYOL )
Sebagai kelanjutan dari pembentukan suatu imperium yang kuat dengan daerahnya yang luas ,maka diperlukan penataan politik yang mapan dari ilmu pengetahuan yang tinggi.maka untuk mewujudkan ambisinya ini dengan cukup solid abdurrahman al-dakhil memanfaatkan potensi ini dengan sebaik-baiknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada imperiumnya .adapun  upayanya dalam mengembangkan pendidikan dan peradaban dapat dilihat dari beberapa gambaran ,yang kemudian diikuti oleh penguasa spayol sesudahnya .adapun upaya –upaya tersebut antara lain
1.mendirikan lembaga pendidikan islam
“ menurut keterangan amir ali ,sebagaimana yang dikutip mahmud yunus , bahwa ketika umat islam berkuasa dispayol telah mendirikan madarsah-madarasah yang tidak sedikit jumlah guna menompang pengembagan pendidikann madarasah –madrasah ini tersebar diseluruh daerah kekuasaan islam “[8]
Dan para pengusa islam di spayol sangat memperhatikan dalam memajukan pendiidkan islam pada waktu itu .misalnya khalifah abdurrahman III mencoba merintis  dengan mendirikan universitas cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan.
“Di sepayol pola lembaga pendidikan yang ditawarkan pada masa itu telah memiliki kesamaan stratifikasi dengan pendidikan pada saat ini .yakni diterapkannya tingkatan-tingkatan kelas tertentu dalam proses pendidikannya .hal ini berarti telah ada pengelolaan administrasi pendidikan yang telah rapi pada saat itu ,baik menyangkut taraf perkembangan peserta didik ,fasilitas ,maupun materi yang diajarkan .”[9]
“Untuk sekolah rendah ,pendidikan islam spayol menitikberatkan pada pendidikan agama yang meliputi :dasar –dasar agama dan sastra .dan kemudian taraf berikutya meningkat pada materi pendidikan ilmu-ilmu akal,seperti filsafat , matematika ,ekonomi dan sebagainaya .adapun penddikan yang ditawarkan pada lembaga pendidikan disepayol tidak bersifat parsial tetapi bersifat  integral .sistem pendidikannya tidak mengenal “isme” tertentu.semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam pendidikan .keobjektifan inilah yang membuahkan nilai kompetensi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan kearah yang lebih maju .”[10]
Selain itu  juga dalam menunjang pendidikannya ,”pendidikan islam di sepayol memberlakukan kurikulum universal dan komprehensif .artinya , menawarkan materi pendidikan agama dan umum secara intregral pada setiap tingkatan pendidikannya,khusunya pendidikan tinggi ,.indikasi dari kedalaman dan keluasan kurikulum sepayol islam sewaktu itu boleh dijadikan konsekuensi –konsekuens pratikal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia .”[11]
Adapun metode yang biasa diterapkan di spayol dibagi menjadi dua macam .pertama ;metode pendidikan formal .pada pendidikan ini ,guru (dosen ) duduk diatas modium.ia memberikan materi pelajaran khusunya pendidikan tinggi dengan membacakan manuskrip ,setelah itu ,guru menerangkan secara jelas , kemudian materi itu didiskusikan bersama .para pelajar diberikan kebebasan untuk bertanya dan memngeluarkan pendapat bakan diberikan kebebasan pendapat dengan gurunya .,asalkan dapat membuktikan kebenarannya.
Adapun metode kedua :metode bagi pendidikan nonformal ,baik di istana maupun diluar istana .model pendidikan ini menggunakan metode halaqah ,guru mendektekan sejumlah buku kemudian menjelaskan secara rinci .
D.PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DIDINASTI USMANIYYAH
 kebudayaan turki usmani merupakan perpaduan bermacam –macam kebudayaan diantara kebudayaan persia ,binzaitun ,dan arab yakni banyak mengambil ajaran –ajaran tentang etika dan tata karma dalm istana raja –raja .
Dalam bidang ilmu pengetahuan  mereka tidak begitu menonjol karna bangsa turki usmani banyak menfokuskan kegiatan mereka dalam bidang militeran .karena itulah didalam khazanah intelektual islam tidak menentukan ilmuwan yang terkemuka dari turki usmani.namun mereka banyak berkiprah dalam seni arsitektur islam berupa banguann –bangunan masjid .











[1] Prof.dr h.samsunizar .sejarah pendidikan islam .(jakarta :kencana prenada media grup ,2009 ) h:60
[2] Ibid h:61 
[3]Ibid h:61-62
[4]Idr badri yatim ,MA .sejarah peradaban islam ,jakrta :pt raja grafindo persada ,2007 h:54
[5]Ibid h :55 
[6]Di akses pada tanggal 9-3-2011 dari  http://www.scribd.com/doc/17392541/Pendidikan-Islam-Pada-Zaman-Bani-Abbasiyah

[7]Ibid 
[8] Prof .dr h.samsu nizar .sejarah pendidikan islam H:79
[9] Ibid h:80
[10]Ibd h:82-83
[11]Ibid h: 83

psikologi remaja


BAB  II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 0 -11 TAHUN
A.MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
            Dr.H syamsu  yusuf menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.[1]
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya
Namun Sebagian  psikolog beranggapan bahwa perkembangan sosial itu dimulai ada sejak anak lahir didunia, terbukti seorang anak yang menangis,adalah dalam rangka mengadakan kontak atau hubungan dengan orang lain atau anak tampak mengadakan aktivitas meraba, terseyum bila memperoleh rangsangan.[2]
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.[3]
Sedangkan Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa  Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.[4]
Adapun perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, nirma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim disebur sosioliasasi.
Sueann Robinson Ambron yang dikutip  syamsu yusuf  dalam psikologi perkembangan anak dan remaja mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.
Terutama adalah Sosiolisasi dari orang, karena anak masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri kearah kematangan
B.TAHAPAN  PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
“Menurut erick erickson perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap”[5]
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan
. 2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah )
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.”[6]
C.BENTUK – BENTUK TINGKAH LAKU SOSIAL
             Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya:
  1. Pembangkangan (Negativisme)
yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan, tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun..berkebnagnya tingkah laku negativisme pada usia ini dianggap wajar. antara usia empat dan enam tahun,sikap membangkang atau melawan atau membangkang secara fisik beralih menjadi sikap melawan secara verbal (menggunakan kata-kata).sikap orang tua trhadap tingkah laku melawan pada usia ini,  seyogyanya tidak memandangnya sebagai pertanda bahwa anak itu bakal nakal, keras kepada, tolol,atau sebutan lain yang negative. Dalam hal ini, sebaiknnya orang tua mau memahami tentang proses perkembangananak,yaitu bahwa secara naluriah anak itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi “dependent”(ketergantungan ) keposisi “independent”(bersikap  mandiri). Tingkah laku melawan merupakan salah satu bentuk proses perkembangan tersebut.
  1. agresi (agression), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginan)  yang dialaminya Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
  2. Berselisih atau Bertengkar (quarrelling ), Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain serti diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya.
  3. Menggoda (Teasing), Menggoda merupakan mbentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
  4. Persaingan (Rivaly), Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
  5. Kerja sama (Cooperation), Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
  6. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior) ,Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
  7. Mementingkan diri sendiri (selffishness), Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya.anak ingin selalu dipenuhi  keinginannya dan apabila ditolak, maka  dia prtotes dengan menagis menjerit atau marah-marah.
  8. Simpati (Sympaty), Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya .seiring dengan bertambahnya usia, anak mulai dapat mengurangi sikap “selfish “nya dan dia mulai mengembangkan sikap sosialnya,dalam hal ini rasa simpati terhadap orang lain.
D.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
      Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak  hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
E.PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH LAKU
          Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau  merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam  pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
    1. Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
    2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.Melalui banyak pengalaman dan penghayatan  kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.



.















[1] Diakses pada tanggal 18 mei 2011 dari http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/

[2]Abu ahmadi,,psikologi perkembangan ,Jakarta :rineka cipta 2005,h:102
                [3] Ibid 
[4]Dr .h syamsu yusuf  ,LN,M.Pd  Psikologi perkembangan anak dan remaja Bbandung :PT remaja rosdakarya offset,2006 h:122
[6]Ibid